sábado, 11 de junio de 2022

BUMD DKI Gandeng Petani Lampung Pasok Beras untuk Jakarta y 2 noticias más | Youtube Videos

BUMD DKI Gandeng Petani Lampung Pasok Beras untuk Jakarta y 2 noticias más | Youtube Videos


BUMD DKI Gandeng Petani Lampung Pasok Beras untuk Jakarta

Posted: 11 Jun 2022 03:25 PM PDT


Selain beras, juga ada kerja sama pengiriman perdana 30 ekor sapi dan telur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan UsahaMilik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya menggandeng kelompok tani di Lampung untuk memasok kebutuhan beras bagi Warga Ibu Kota.”Kami akan menjadi stand by buyer yang siap menyerap semua hasil panen,” kata Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo di Jakarta, Sabtu (11/6/2022).


Gabungan Kelompok Tani Sari Makmur di Kelurahan Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung, bekerjasama dengan Food Station untuk mengelola lahan seluas 150 hektare dengan produktivitas diperkirakan mencapai enam ton per hektare.BUMD DKI itu akan menjadi penyerap gabah kering panen (GKP) dan beras pecah kulit (PK), dengan harga yang memberikan keuntungan kepada petani. 


Namun, ia belum memberikan detail harga yang disepakati kedua pihak.Untuk menandai kerja sama, keduanya melakukan penandatanganan sinergi di Metro, Lampung, yang disaksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin pada Jumat (10/6/2022).


“Kerja sama ini adalah untuk memastikan ketersediaan pasokan dan harga beras yang terjangkau untuk warga Jakarta,” katanya.


Dalam kesempatan itu juga direalisasikan pengiriman perdana beras pecah kulit varietas Ciherang sebanyak 10 ton yang dilepas Gubernur Anies Baswedan. Selanjutnya kerja sama ini akan ditingkatkan dengan penambahan beberapa varietas padi yang lain seperti Muncul, Mentik Wangi dan beras merah untuk memenuhi kebutuhan Produksi Pabrik Beras Food Station yang ada di Kota Gajah.


“Kedepannya Gapoktan Sari Makmur akan mengirimkan hasil panen berupa gabah kering panen ke pabrik kami di Lampung yang selanjutnya akan diproses menjadi beras pecah kulit ataupun beras yang akan dikirimkan ke Jakarta,” katanya.


Selain beras, juga ada kerja sama pengiriman perdana 30 ekor sapi dan telur oleh BUMD DKI, yakni Perumda Dharma Jaya serta pengiriman produk olahan makanan yang diproduksi UMKM setempat oleh Perumda Pasar Jaya.


 

sumber : Antara





Source link

Presiden Ingatkan Sudah 22 Negara Setop Ekspor Pangan

Posted: 11 Jun 2022 10:25 AM PDT


Setop ekspor komoditas pangan 22 negara itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat terkait kondisi rantai pasok pangan dunia yang kini tercatat sudah 22 negara menghentikan ekspor komoditas pangan.

Hal itu disampaikan Presiden kepada para relawan dalam Acara Silaturahmi Tim Tujuh Relawan Jokowi di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/6/2022).

“Hati-hati yang namanya urusan pangan, produksi pangan. Dulu bulan Januari baru tiga negara yang setop ekspor bahan pangannya, sekarang sudah 22 negara tidak ekspor bahan pangannya,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menjelaskan, puluhan negara tersebut menghentikan ekspor komoditas pangannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu negara yakni India yang menangguhkan ekspor gandum untuk melindungi kebutuhan dalam negeri dan menekan inflasi pangan.

Langkah larangan ekspor ini diambil saat dunia sedang mengalami kelangkaan bahan pangan seperti gandum. Hal ini diakibatkan oleh perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, dua negara yang juga termasuk produsen gandum terbesar dunia.

Oleh karenanya, Jokowi mewanti-wanti posisi Indonesia yang masih harus mengimpor gandum serta sejumlah komoditas lainnya, seperti jagung dan kedelai. Namun untuk komoditas beras, sebagai bahan pangan utama, Jokowi mengatakan Indonesia patut bersyukur karena sudah tiga tahun terakhir tidak lagi mengimpor beras.

“Hati-hati yang urusan beras, biasanya kita impor 2 juta ton, sudah tiga tahun ini kita tidak impor beras sama sekali. Ini patut kita syukuri, berkat tadi bendungan yang sudah kita bangun,” kata dia.

Jokowi menambahkan, sistem irigasi untuk pangan didukung oleh pembangunan 29 bendungan yang sudah terealisasi dari target 65 bendungan.


 





Source link

Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Prof Tjandra: Perlu Penyelidikan Epidemiologi

Posted: 11 Jun 2022 09:47 AM PDT


Prof Tjandra mengingatkan tren kenaikan kasus tidak bisa dipandang biasa-biasa saja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar kesehatan yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas Yarsi Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan peningkatan tren kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir perlu disikapi dengan penyelidikan epidemiologi. Hal itu penting untuk mengetahui pangkal masalahnya.


“Kebijakan memang harus diputuskan dengan amat hati-hati dengan melihat kenyataan yang ada,” kata Prof Tjandra melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/6/2022).


Prof Tjandra sepakat bahwa kenaikan kasus saat ini masih berada di bawah indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga situasi masih belum membahayakan. Di sisi lain, dalam kesehatan masyarakat, menurutnya, yang perlu dilihat bukan hanya angka mutlak sesaat, tetapi juga mempertimbangkan tren laju kasus.


“Sudah jelas sekarang kita berhadapan dengan tren yang meningkat. Sudah sampai dua kali lipat,” ujarnya.


Karena itu, Prof Tjandra mendorong seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai situasi serta melakukan tindakan yang jelas. Ia menyerukan untuk segera melakukan analisis kenaikan kasus.


“Menagapa sampai dua kali lipat, apakah karena subvarian omicron BA.4 dan BA.5 atau varian maupun sub-varian lain atau masih merupakan dampak libur Lebaran yang sudah hampir dua bulan berlalu, atau ada sebab lain,” katanya.


Selain itu, Prof Tjandra juga mendorong dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengetahui tentang ada tidaknya varian atau subvarian baru. Ia menyebut, pemeriksaan WGS harus ditambah jumlahnya, bukan hanya untuk tamu acara internasional di Bali dan lainnya.

sumber : Antara





Source link

No hay comentarios:

Publicar un comentario